Banyak orang bilang Sukarno itu nggak paham ilmu ekonomi, Sukarno itu
ganyang Malaysia untuk menolehkan perhatian rakyat pada ekonomi yang
amburadul.
Padahal Sukarno ini benar-benar mendalami apa yang dinamakan Ilmu
Ekonomi Politik, Ekonomi Politik adalah Ilmu paling dasar yang
merumuskan kebijakan-kebijakan politik atas ekonomi masyarakat seperti :
akumulasi kapital, distribusi kekayaan dan pasar. Tiga soal pokok ini
dikuasai Bung Karno bahkan sejak tahun 1924.
Guru pertama Bung Karno soal ekonomi politik adalah Hartagh. Suatu siang
Bung Karno disuruh untuk mencari buku-buku interpretasi atas Karl Marx :
"Kalau kamu ingin masuk ke dalam alam pikiran Marx, baca dulu buku-buku
interpretator dari Marx" lalu Sukarno menuruti nasihat Hartagh itu.
Bung Karno membaca tiga buku interpretasi atas Das Kapital. Kemudian
tahun 1922 Sukarno mulai membaca Das Kapital langsung dari Bahasa
Jerman. Pembacaan atas Das Kapital inilah yang mencerahkan Sukarno,
tentang bagaimana : "Manusia dibebaskan atas penindasan struktur yang
tercipta atas komoditi".
Paham dasar Sukarno atas pembebasan masyarakat itu ia arahkan pada
pembebasan ekonomi, ini yang pertama-tama dilakukan Sukarno. Dan inilah
yang ia ucapkan di depan Pengadilan Bandung sekitar tahun 1932 dalam
Pledoi-nya "Indonesia Menggugat". Di umur awal 30-an, Sukarno sudah
berpidato dengan uraian yang amat-amat melampaui jamannya, Sukarno
bercerita di depan Tuan-Tuan Hakim tentang "Sejarah ekonomi Indonesia,
Perampasan Tanah-Tanah rakyat untuk Perkebunan Asing sampai dengan
Uraian teliti Sukarno, soal kehidupan ekonomi bangsa Indonesia.
"Bayangkan Tuan-Tuan" kata Sukarno...."Kehidupan seorang manusia
Indonesia, ini lebih sengsara dari kehidupan seekor anjing Tuan Besar,
mereka hanya bisa hidup dengan sebenggol (2.5 sen) sementara anjing
peliharaan tuan-tuan yang bagus bisa hidup dengan 2 rupiah sehari"
Lalu Bung Karno menguraikan bagaimana orang-orang Eropa dan para
Komprador Pribumi bekerjasama memperbudak rakyat Indonesia. Bung Karno
dengan terang-terangan menelanjangi cara hidup pemeras-pemeras itu
dengan amat jitu, untuk itulah ia harus masuk bui. Di dalam bui Sukarno
terus mendalami ekonomi politik dengan amat detil.
Fase pertama ekonomi politik Sukarno yang ia dapatkan adalah :"MODAL"
disini kemudian Sukarno mengambil kesimpulan bahwa : "Modal harus bisa
didapatkan bila kita menang secara Geopolitik". Lalu Geopolitik didalami
dengan amat detil oleh Sukarno.
Di tahun 1935 Sukarno sudah mendapatkan fakta bahwa dunia ini sedang
diperebutkan oleh tiga kekuatan besar. Menurut Bung Karno dalam
tulisan-tulisannya di koran. Kekuatan besar itu menurut Sukarno adalah
"Kapitalisme yang Masuk ke dalam tahapan baru" ini diwakili
negara-negara Industri : Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Belanda.
Lalu kedua Negara-Negara lama yang sudah melampaui kejenuhan atas
Kapitalisme tapi masuk ke dalam tahapan pembusukan Kapitalisme, negara
ini ditopang oleh kekuatan kelas menengah, feodal dan militer, mereka
masuk ke dalam Negara-Negara Fasisme. Lalu ada Sovjet Uni yang
menyelenggarakan Sistem Komunisme. Disini Sukarno memperhitungkan akan
ada negara-negara baru yang muncul setelah perang tiga kekuatan itu. Dan
Indonesia akan jadi bagian dari salah satu kekuatan baru yang muncul
itu.
Bung Karno memperkirakan bila Indonesia bisa mengambil kesempatan untuk
bermain diatas tiga kekuatan besar ini, maka geopolitik atas Asia
Tenggara dipegang Indonesia Raya. Perhitungan Sukarno adalah bila
Indonesia bermain di atas Asia Tenggara maka Indonesia akan memenangkan
Pasar Asia Tenggara yang merupakan 1/4 Pasar Asia.
"Asia, akan jadi peradaban paling baru dalam dunia modern, dan Asia akan
jadi kekuatan paling besar di dunia setelah negara-negara Eropa
Bangkrut" Bung Karno mengatakan ini di tahun 1935. Terbukti sekarang
benar adanya.
Bung Karno sudah memperhitungkan, pemenang perang akan menguasai kembali
pasar-pasar baru yang kosong baik itu Fasisme, Kapitalisme atau
Komunisme. Sukarno bermain cantik di atas tiga kekuatan besar itu agar
Indonesia bisa memimpin barisan baru "negara-negara bebas". Kekuatan
negara bebas ini adalah :
1. Menentukan produksinya sendiri
2. Memiliki pasarnya sendiri
3. Membangun ekonomi tanpa ketergantungan
4. Pembebasan masyarakat atas sistem yang menindas
5. Menjadikan manusia sebagai pusat segala ukuran-ukuran. kemajuan baik ekonomi, budaya dan peradaban.
Perkiraan Indonesia akan mendapatkan kemerdekaannya pada tanggal 7
September 1945 berdasarkan kesepakatan Saigon gagal kemudian ada insiden
sejarah yang digerakkan anak-anak muda sehingga Bung Karno harus masuk
ke dalam kondisi 'fait accomply' kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Kemerdekaan 17 Agustus membawa konsekuensi perang dengan negara-negara
sekutu. Padahal awalnya Sukarno dan Hatta ingin memilih jalur legal
formal dan mereka punya perhitungan sekutu mau tidak mau harus
mengembalikan jajahan dan memerdekakan bangsa-bangsa terjajah sesuai
dengan kesepakatan Postdam 1944 tanpa harus melewati episode perang.
Tapi perang kemerdekaan 1945-1949 sudah terjadi, dan Sukarno paham
inilah keadaan yang dikehendaki Amerika Serikat dan Sovjet Uni untuk
masuk ke dalam Indonesia Raya, beruntung bagi Sukarno. Sovjet Uni masih
sibuk soal Negara-Negara di Eropa Timur dan ada batasan etika bagi
Stalin untuk tidak masuk ke dalam wilayah yang dulunya dikuasai sekutu
barat-nya. Ini artinya : Sukarno otomatis hanya berhadapan dengan
Amerika Serikat dan Belanda. Karena Inggris sendiri menarik diri tidak
masuk memperebutkan Indonesia.
Sukarno dengan lihai mengadu Amerika Serikat dengan Belanda dalam
pertarungan memperebutkan Indonesia. Sukarno menggunakan Amerika untuk
menggebuk Belanda sampai puncaknya adalah kemenangan Indonesia merebut
kembali Irian Barat ke tangan Republik pada tahun 1963 tapi ini harus
dibayar mahal oleh Amerika dengan terbunuhnya JF. Kennedy, pembunuhan JF
Kennedy ini tidak semata-mata adanya kesintingan Lee Harvey Oswald tapi
agak bau-bau Irian Barat juga.
Soekarno dan Mao Tse Tung
Setelah kematian Kennedy, Sukarno terpaksa bertarung sendirian melawan
Amerika Serikat, sial bagi Sukarno sekutu paling potensialnya Mao Tse
Tung melakukan blunder dengan membui Liu Shao Chi dan menjadikan dirinya
terjebak pada Revolusi Kebudayaan yang berdarah-darah. -Sukarno
sendirian bertarung dengan Inggris tanpa Mao-.
Sukarno mengobarkan politik Ganjang Malaysia, perhitungannya Sukarno
adalah bila Federasi Malaysia ini terjadi maka Inggris sudah menyiapkan
kantong-kantong modal untuk mempersempit Pasar-Pasar di Indonesia.
Kembali lagi rakyat Indonesia akan menjadi budak atas asing.
Di dalam telaahnya pada tahun 1932 Sukarno mengeluarkan analisanya.
Ekonomi Indonesia yang berwatak kolonial setidak-tidaknya memiliki tiga
ciri sebagai berikut :
Pertama, diposisikannya perekonomian Indonesia sebagai pemasok bahan mentah bagi negara-negara industri maju.
Kedua, dijadikannya perekonomian Indonesia sebagai pasar produk negara-negara industri maju.
Ketiga, dijadikannya perekonomian Indonesia sebagai tempat untuk memutar
kelebihan kapital yang terdapat di negara-negara industri maju.
Bung Karno memperhitungkan kemudian di tahun 1963 setelah masuknya Irian
Barat sebagai bagian sah Republik Indonesia. - Menghapuskan sistem
ekonomi kolonial menjadi sistem "Ekonomi Merdeka", dengan bahasa yang
populer adalah "Ekonomi Berdikari".
1. Indonesia tidak hanya memasok bahan mentah tapi menciptakan nilai
tambahnya di Indonesia sendiri. Indonesia dan rakyat Indonesia menjadi
Tuan Di Bumi-nya sendiri.
2. Indonesia harus menciptakan pasar-pasarnya sendiri, bahkan menguasai
Pasar Internasional. Untuk itulah diciptakan Poros
Jakarta-Hanoi-Pyongyang-Peking. Poros ini bukan sekedar poros politik
tapi Poros Perdagangan. Lalu diciptakan Pasar bersama diantara
negara-negara Non Blok, diatas Pasar itu barulah bisa dibangun Ekonomi
Baru yang Merdeka, Ekonomi yang didasarkan pada kesejahteraan masyarakat
yang ada didalamnya.
3. Indonesia harus memutar kapitalnya sendiri, membangun kekayaannya
sendiri. Pembangunan Kapitalnya ini dijabarkan amat luas yang kemudian
disusun oleh Djuanda. Nilai Lebih atas Produk harus dibangun di bumi
Indonesia.
Konsepsi ini kemudian dipidatokan Sukarno saat berteriak Mengganjang
Malaysia sekaligus meledek Malaysia sebagai "Negara yang berdiri Tanpa
Konsepsi-Konsepsi". Jelas bagi Indonesia, Konsepsi Sukarno adalah
menghancurkan pasar dominasi asing dan ini amat menakutkan bagi Amerika
Serikat dan negara sekutunya. Karena ketika Pasar-Pasar itu kita kuasai
"Maka Lonceng kematian Kapitalisme akan berbunyi".
Apabila pelaksanaan atas konsepsi Sukarno tidak diblunder oleh Suharto
maka besar kemungkinan Indonesia akan menjadi negara terkaya di Asia.
Mengenai Perang Inggris soal Malaysia, Sukarno ini amat lihai ia paling
jagoan gertak, kemungkinan besar Sukarno malah mempermainkan Sovjet Uni,
Cina dan Negara-Negara Asean tanpa harus perang beneran, coba
perhatikan gaya politik Sukarno yang berliku-liku tapi pada akhirnya ia
yang selalu memenangkan. Tapi sayang sekelompok Perwira Menengah malah
membunuh Jenderal Ahmad Yani, Jenderal yang digadang-gadang akan jadi
Presiden RI di tahun 1975.
Andai saja Ekonomi Sukarno ini berhasil maka tercipta sistem dasar
Ekonomi Kerakyatan yang dijabarkan sebelumnya oleh Hatta. Karena pada
dasarnya Ekonomi Kerakyatan yang disusun oleh Hatta tidak akan bisa
tercipta bila tidak ada Perebutan Modal dulu.
Dan Sukarno adalah ahlinya dalam menciptakan ekonomi modal. Jadi siapa bilang Sukarno nggak ngerti apa-apa soal ekonomi.
0 komentar:
Posting Komentar